
Team Falcons Juara TI14: Comeback Epik, Angkat Aegis di Hamburg, Pecahkan Rekor Dunia
Team Falcons Juara TI14: Comeback Epik, Angkat Aegis di Hamburg, Pecahkan Rekor Dunia
Beritagameku – The International 2025 (TI14) di Hamburg, Jerman, berakhir dengan salah satu kisah paling dramatis dalam sejarah Dota 2. Team Falcons, tim yang sempat dipandang sebelah mata sepanjang musim, berhasil mencetak comeback legendaris dan mengangkat Aegis of Champions pertama mereka setelah menumbangkan raksasa Tiongkok, Xtreme Gaming, dalam pertarungan lima game penuh darah dan air mata.
Tak berhenti di situ, laga ini juga memecahkan rekor baru: lebih dari 1,77 juta penonton menyaksikan grand final secara bersamaan, menjadikan TI14 sebagai salah satu event esports terbesar sepanjang masa.
Perjalanan Underdog Menuju Takhta Dunia
Sebelum turnamen, baik Falcons maupun Xtreme bukanlah favorit juara. Dengan hanya segelintir trofi tier-2/3, keduanya dianggap underdog dibandingkan tim-tim mapan. Namun, Hamburg menjadi panggung transformasi.
-
Xtreme Gaming tampil garang sejak fase grup, membabat lawan-lawan berat, namun mulai goyah di playoff.
-
Team Falcons memulai dengan ragu-ragu, namun menemukan energi di momen yang tepat, melangkah tegas ke grand final lewat upper bracket.
Kisah mereka adalah pengingat bahwa di panggung TI, bukan reputasi yang menentukan, melainkan mental dan eksekusi.
Grand Final: Lima Game Penuh Drama
Pertarungan Falcons vs Xtreme di final TI14 terasa seperti naskah film yang ditulis ulang di depan jutaan penonton:
-
Game 1 – Xtreme Memukul Duluan
Ame dengan Ursanya tampil buas, membuat Falcons tak berkutik. Xtreme unggul 1-0. -
Game 2 – Falcons Membalas
Draft cerdas menghadirkan Primal Beast untuk Malr1ne dan Bristleback untuk ATF. Falcons menyamakan skor. -
Game 3 – Strategi Brilian Xtreme
Bane + Shadow Demon menyelamatkan inti mereka berkali-kali. Sven dan Shadow Fiend tak terbendung, Xtreme unggul 2-1. -
Game 4 – Jurus Pamungkas Falcons
Draft “out of the box”: ATF memainkan Ursa di offlane, sementara Sneyking menjadi monster dengan Tusk. Falcons memaksa game penentuan. -
Game 5 – Panggung Sang Juara
Pertarungan seimbang hingga menit 20. Ame melakukan kesalahan fatal dengan Omnislash. Falcons memanfaatkan momentum, Skiter dengan Medusa memimpin charge terakhir, dan… Aegis pun terangkat di tangan Falcons!
Catatan Emas Falcons
Kemenangan ini bukan sekadar trofi, melainkan catatan sejarah:
-
Cr1t- akhirnya meraih Aegis setelah 9 kali mencoba.
-
Sneyking & Skiter kini masing-masing memiliki dua trofi TI.
-
Aui_2000 menjadi orang pertama yang membawa 3 tim berbeda juara TI sebagai pelatih.
-
ATF & Malr1ne, dua pemain termuda, membuktikan mereka adalah generasi masa depan Dota 2.
Rekor Baru, Bukti Daya Tarik Esports
Grand final ini ditonton 1,77 juta orang secara bersamaan, angka yang menyalip rekor tahun lalu. Meski durasi siaran lebih singkat, watch time melonjak drastis. Fenomena ini menegaskan bahwa esports kini sejajar dengan olahraga tradisional: penuh drama, tensi, dan momen ikonik yang membuat penonton bertahan hingga detik terakhir.
Luka Bagi Dota 2 Tiongkok
Bagi Xtreme Gaming, kekalahan ini menambah catatan pahit: sudah satu dekade Dota 2 Tiongkok tanpa Aegis. Ame, yang sering disebut “The Uncrowned King”, kembali gagal di hadapan trofi yang selalu menjauh. Namun, performa Xtreme tetap menjadi harapan bagi bangkitnya kejayaan Tiongkok di masa depan.
Legacy TI14
TI14 akan dikenang sebagai turnamen penuh drama:
-
Sebuah underdog menulis takdir jadi juara dunia.
-
Pertarungan five-game yang epik dan emosional.
-
Rekor penonton yang mengubah wajah esports global.
Team Falcons kini resmi menjadi legenda. Dari tim yang diremehkan, kini mereka berdiri gagah di puncak dunia, dengan Aegis bercahaya sebagai bukti bahwa mimpi, kerja keras, dan keberanian tak pernah sia-sia.