
LoL Worlds 2025: Mengapa Turnamen Ini Jadi Momen Penentu Masa Depan Esports Global
LoL Worlds 2025: Mengapa Turnamen Ini Jadi Momen Penentu Masa Depan Esports Global
BeritaGameku – World Championship atau Worlds selalu menjadi puncak tertinggi dari kompetisi League of Legends (LoL) setiap tahunnya. Namun, edisi 2025 terasa jauh lebih spesial dan penuh taruhan. Worlds tahun ini akan digelar pada 14 Oktober hingga 9 November 2025 di tiga kota megah Tiongkok: Beijing, Shanghai, dan Chengdu. Selain menjadi perayaan ulang tahun ke-15 League of Legends esports, turnamen ini datang di tengah masa transisi besar yang menentukan nasib industri esports global.
Riot Games menghadirkan format revolusioner dan sistem Fearless Draft yang akan diuji coba di panggung terbesar untuk pertama kalinya. Hasil dari eksperimen berani ini bisa menjadi penentu arah masa depan LoL esports — apakah tetap relevan dan memikat jutaan penonton, atau justru mulai kehilangan magnet dan daya tariknya.
Mengapa Worlds 2025 Begitu Krusial?
Industri esports saat ini sedang menghadapi tantangan berat yang tidak bisa diabaikan. Banyak organisasi esports besar kesulitan menjaga arus pendapatan yang stabil, dengan sponsor besar yang mulai menahan investasi karena ketidakpastian ROI. Riot sudah mencoba mendorong ekosistem lewat inisiatif seperti Global Revenue Pool (GRP) dan monetisasi melalui konten digital dalam game yang menghasilkan jutaan dolar. Meski membantu, keberlangsungan jangka panjang tetap bergantung pada basis pemain aktif dan jumlah fans yang terus tumbuh.
Worlds, sebagai panggung tertinggi dan paling prestisius, menjadi barometer utama kesehatan industri. Jika turnamen ini sukses memikat puluhan juta penonton global dan menghadirkan drama seru yang memecahkan rekor viewership, maka kepercayaan terhadap ekosistem akan terjaga kokoh. Sebaliknya, jika jalannya monoton, bisa ditebak, dan tidak ada storyline menarik, maka risiko kejenuhan penonton akan semakin besar dan bisa memicu dampak domino negatif.
Fearless Draft: Revolusi atau Risiko?
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Worlds, Riot Games menerapkan Fearless Draft di semua series best-of-3 dan best-of-5 mulai dari Swiss Stage hingga grand final. Sistem ini melarang champion yang sudah dimainkan oleh salah satu tim untuk dipilih lagi di game berikutnya dalam satu series. Artinya, dalam series best-of-5, bisa ada hingga 40 champion yang di-ban secara otomatis menjelang game kelima.
Tujuannya jelas: mendorong variasi champion pool, memaksa tim untuk menguasai lebih banyak champion, dan menciptakan meta yang lebih dinamis serta unpredictable. Setelah debut sukses di First Stand Tournament dan mendapat feedback “overwhelmingly positive” dari fans dan pro players, Riot memutuskan untuk mengimplementasikannya di Worlds. Namun, ada juga kritik bahwa sistem ini bisa menghukum individual mastery dan team comp yang sudah dipoles bertahun-tahun.
Dominasi Asia vs Harapan Barat
Selama lebih dari satu dekade, Korea (LCK) dan Tiongkok (LPL) mendominasi peta kompetitif dengan sembilan dari sepuluh trophy Worlds terakhir. Sementara itu, performa tim-tim Barat seperti Eropa (LEC) dan Amerika Utara (LCS) kerap mengecewakan dengan hanya mencapai semifinal di beberapa kesempatan langka, membuat sulit menarik dan mempertahankan penggemar baru dari wilayah tersebut.
Kesenjangan ini adalah salah satu alasan utama Riot memperkenalkan Fearless Draft — berharap bisa memperkecil jarak antar wilayah dan memberi peluang bagi tim Barat untuk tampil mengejutkan dengan strategi unik. Namun, sejauh ini dominasi Asia tetap terasa sangat kuat, dan Worlds 2025 akan menjadi ujian nyata apakah perubahan format ini benar-benar bisa mengubah peta persaingan atau hanya ilusi.
Tiongkok di Titik Balik Bersejarah
Bagi Tiongkok, Worlds 2025 adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Meski LPL masih dianggap liga paling prestisius dan populer dengan viewership tertinggi, tim-timnya belakangan kesulitan menjaga dominasi internasional setelah LCK kembali bangkit. Dengan nama-nama besar legendaris seperti Uzi sudah pensiun, semangat fans lokal sedikit meredup dan butuh spark baru.
Jika ada tim LPL yang mampu mengangkat Summoner’s Cup di hadapan jutaan fans di Chengdu, efeknya bisa sangat masif: memicu gelombang antusiasme baru yang menyamai bahkan melampaui euforia saat Invictus Gaming juara dunia di Korea pada 2018. Drama tambahan datang dari Play-In Stage yang mempertemukan juara bertahan T1 dari LCK melawan Invictus Gaming dari LPL dalam single best-of-5 untuk menentukan siapa yang lolos ke Swiss Stage.
Skenario Worlds 2025: Antara Mimpi dan Mimpi Buruk
Seperti biasa, ada dua gambaran ekstrem tentang apa yang bisa terjadi di Worlds tahun ini :
Skenario Terbaik
Tim Tiongkok juara di tanah sendiri dengan storyline heroik, membangkitkan kembali semangat fans lokal dan menciptakan momen ikonik. Setidaknya satu tim Barat (LEC/LCS) masuk semifinal dan memberi perlawanan sengit yang dramatis hingga game kelima. Peak viewership melampaui rekor 6,8 juta concurrent viewers pada Worlds 2024, mungkin mencapai 8-10 juta. Meta yang jauh lebih beragam berkat Fearless Draft membuat setiap pertandingan terasa segar, unpredictable, dan penuh surprise picks.
Skenario Terburuk
LCK kembali mendominasi total dengan sangat mudah, misalnya dengan dua tim Korea bertemu di final tanpa drama berarti seperti beberapa tahun lalu. Tidak ada satu pun tim Barat yang menembus Knockout Stage top 8, semakin memperlebar jurang kompetitif dan membunuh harapan fans Barat. LPL gagal juara meski jadi tuan rumah dan punya 4 seeds, menurunkan drastis semangat fans lokal yang berharap tinggi. Angka penonton turun signifikan dibanding 2024, menimbulkan kekhawatiran serius soal kejenuhan audiens global dan mulai ditinggalkan sponsor.
Kenyataannya mungkin akan berada di tengah-tengah kedua skenario ekstrem ini, tetapi jelas bahwa Worlds 2025 harus menghadirkan cerita dan drama besar agar bisa menjaga daya tarik LoL esports untuk lima tahun ke depan.
Lebih dari Sekadar Mencari Juara
Worlds 2025 bukan sekadar turnamen untuk mencari tim terkuat dunia, melainkan ujian kelayakan fundamental bagi keseluruhan industri esports. Di tengah berkurangnya minat investor institusional dan sponsor besar yang mulai ragu, hanya turnamen berskala global dengan hype luar biasa yang bisa membuktikan bahwa esports masih punya masa depan cerah dan berkelanjutan.
Format baru dengan Fearless Draft adalah taruhan besar Riot Games. Jika berhasil, ini bisa menjadi blueprint untuk kompetisi esports global lainnya. Jika gagal, bisa memicu krisis kepercayaan yang serius.
Apakah Worlds 2025 akan menjadi titik balik menuju era baru kejayaan LoL esports yang lebih diverse dan exciting ? Ataukah justru jadi alarm keras bahwa scene ini mulai memasuki fase penurunan yang tidak bisa dihindari ? Semua akan terjawab begitu pertandingan pertama dimulai di Beijing pada 14 Oktober, dan mencapai puncaknya di grand final Chengdu pada 9 November 2025 !