
Back-to-Back! Gen.G Taklukkan T1 3-2, Juara MSI 2025 Sekaligus Pertahankan Gelar
Back-to-Back! Gen.G Taklukkan T1 3-2, Juara MSI 2025 Sekaligus Pertahankan Gelar
Beritagameku – Turnamen Mid-Season Invitational (MSI) 2025 resmi berakhir dengan hasil yang luar biasa dramatis. Tim raksasa asal Korea Selatan, Gen.G, berhasil mengalahkan rival senegara mereka, T1, dalam duel lima game penuh tensi dan emosi, dengan skor akhir 3-2. Dengan kemenangan ini, Gen.G mencetak sejarah sebagai tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara MSI secara back-to-back, sekaligus memperpanjang rekor kemenangan mereka menjadi 23 kali berturut-turut musim ini.
Rivalitas Gen.G vs T1: Epik Sejak Awal
MSI 2025 menjadi panggung sempurna untuk mempertemukan dua kekuatan besar LCK. Gen.G datang sebagai juara bertahan MSI 2024, sementara T1 berstatus sebagai juara dunia League of Legends yang sah. Pertemuan dua tim ini di partai final bukan hanya soal gelar, tetapi juga pertaruhan gengsi dan rivalitas panjang yang terus membara dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak awal turnamen, baik Gen.G maupun T1 menunjukkan kualitas sebagai kandidat juara. T1 tampil meyakinkan di babak penyisihan dan melaju mulus di upper bracket. Mereka mengalahkan CTBC Flying Oyster 3-2 dan mencetak kemenangan bersih atas Bilibili Gaming. Namun, langkah mereka sempat tersandung saat menghadapi Gen.G di upper final, di mana mereka kalah dramatis 2-3 dan harus turun ke lower bracket.
Di sisi lain, Gen.G menjalani turnamen dengan konsistensi tinggi. Mereka membantai G2 Esports 3-1, mengalahkan Anyone’s Legend, dan menang atas T1 dalam pertandingan yang sudah terasa seperti final lebih awal. Performa solid dan disiplin Gen.G membuat mereka masuk ke grand final tanpa kekalahan satu pun di bracket stage.
Pertarungan Final: 5 Game, 1 Juara, Banyak Cerita
Game 1: T1 membuka pertandingan dengan penuh percaya diri. Meskipun Gen.G sempat unggul dalam objektif awal, Faker memimpin team fight krusial yang membalikkan keadaan. Dalam waktu 34 menit, T1 sukses menghancurkan Nexus Gen.G dan unggul 1-0.
Game 2: Kedua tim bermain sangat hati-hati. Gen.G perlahan mengambil alih permainan setelah memanfaatkan blunder kecil dari T1 di sekitar area jungle. Aksi kombinasi dari Doran dan Kiin membawa Gen.G menutup game kedua di menit ke-30. Skor imbang 1-1.
Game 3: T1 tampil sangat dominan. Oner memakai Nocturne, dikombinasikan dengan support dari Keria yang memakai Renata Glasc, membuat Gen.G kesulitan total. Kill score 22-2 jadi bukti dominasi mutlak T1. Dalam waktu 27 menit, T1 kembali unggul 2-1.
Game 4: Gen.G bangkit. Mereka mendapatkan first blood ke Faker dan tampil lebih agresif di area objektif. Momen penentu terjadi di Baron pit, saat Gen.G memenangkan team fight besar. Dalam 28 menit, Gen.G menyamakan skor 2-2.
Game 5: Inilah puncaknya. Kedua tim tampil sangat berhati-hati sejak early game. Namun perlahan tapi pasti, Gen.G mulai menguasai peta. Ruler menjadi kunci kemenangan dengan damage output luar biasa. Dalam waktu 35 menit, Gen.G menutup pertandingan dan merobohkan Nexus T1. Skor akhir: 3-2 untuk Gen.G.
Hadiah dan Prestasi: Gen.G Kukuhkan Diri sebagai Raja
Dengan kemenangan ini, Gen.G membawa pulang hadiah utama senilai US$500,000, sementara T1 sebagai runner-up mendapatkan US$300,000. Namun lebih dari itu, Gen.G berhasil menegaskan status mereka sebagai tim League of Legends terbaik di dunia saat ini.
Kemenangan ini juga memperpanjang rekor Gen.G menjadi 23 kemenangan beruntun, rekor terbaik sepanjang sejarah organisasi. Konsistensi performa, strategi disiplin, dan sinergi antar pemain jadi kunci utama dominasi Gen.G sepanjang turnamen ini.
Ruler, yang tampil gemilang di game kelima, kembali membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu ADC terbaik dunia saat ini. Performa mekanikal dan positioning-nya yang sempurna jadi pembeda dalam laga krusial tersebut.
Rivalitas T1 vs Gen.G: Belum Selesai
Meski T1 harus puas sebagai runner-up, performa mereka tetap layak diapresiasi. Faker dan timnya menunjukkan determinasi tinggi, terutama saat berhasil mengalahkan Anyone’s Legend di lower bracket. Namun kekalahan dua kali dari Gen.G di satu turnamen besar ini jelas menyakitkan — dan akan menjadi bahan bakar motivasi untuk turnamen besar berikutnya.
Rivalitas antara T1 dan Gen.G kini makin panas. Sejak 2022, kedua tim saling bertukar kemenangan di pentas LCK dan internasional. Kemenangan Gen.G di MSI 2025 jadi babak terbaru dari saga epik antara dua organisasi terbesar di League of Legends modern.
Apa Selanjutnya?
Dengan MSI 2025 resmi berakhir, semua mata kini tertuju pada World Championship (Worlds) 2025. Gen.G akan datang sebagai favorit utama, sementara T1 tentu akan berusaha keras membalas kekalahan mereka di MSI.
Fans pun kini hanya bisa berharap agar dua tim ini kembali bertemu di panggung Worlds — kali ini untuk pertaruhan gelar juara dunia.
Gen.G membuktikan bahwa dominasi bukan hanya soal kekuatan individu, tapi juga tentang disiplin tim, draft yang presisi, dan eksekusi sempurna. Kemenangan atas T1 di MSI 2025 bukan hanya soal gelar, tapi juga pesan bahwa mereka siap jadi raja baru League of Legends global.
Satu hal pasti: rivalitas Gen.G dan T1 belum selesai. Dunia hanya menunggu ronde selanjutnya.